Ketika aku mau ke rumah Kakek di Ngebruk, saat berhenti di daerah Gadang, aku
melihat ada seorang bapak-bapak dengan pakaian compang-camping berjalan dan
kemudian berhenti dan tidur-tiduran di dekat aku behenti tadi.
Aku selalu memperhatikan Bapak itu, aku bertanya pada
diriku sendiri. Apa yang mungkin dipikirkan Bapak itu sekarang ?? kenapa beliau
tidak bekerja ?? mengapa beliau tidur-tiduran di situ ??
Bapak itu kelihatan sangat bingung sekali, tak tahu apa yang bisa dia berbuat untuk keluarganya. Itu yang ada ada dalam benakku. Memang, Bapak itu seperti punya beban yang sangat berat yang sedang dipikulnya. Dan yang jelas aku tak tahu apa sebenarnya yang dihadapi Bapak itu. Sangat berlawanan sekali melihat realita kehidupan yang harus dialami oleh Bapak itu sedangkan ada mobil mewah yang sedang parkir di sampingnya.
Miris rasanya aku melihatnya. Aku sangat iba melihat kondisi yang sedang dialami oleh bapak itu. Ingin rasanya aku membantu bapak itu, tapi aku terlalu takut dan terlalu banyak berpikir untuk menolongnya. Aku selalu berikir yang negatif, takut Bapak tadi marah, atau mungin orang gila. Aku takut kalo aku kenapa-kenapa nantinya.
Astagfirullah.. apa yang aku pikirkan waktu itu, bukannya aku langsung
menolongnya, tapi aku malah terlalu bnayak berpikir yang tidak penting. Dan
akhirnya akupun terlambat, aku sudah pergi meninggalkan Bapak itu. Jujur dalam
hati aku merasa sangat bodoh dan nelangsa sendiri, kenapa aku cepat
meninggalkan Bapak itu tanpa berbuat apa-apa. Seharusnya aku mampu, seharusnya
aku bisa, tapi apa dayaa.. semua sudah terlambat sekarang. Mavkan aku Bapak,
aku tak sempat membantu Bapak. Aku berharap Bapak itu kedepannya bisa lebih
baik lagi :’) Bapak itu kelihatan sangat bingung sekali, tak tahu apa yang bisa dia berbuat untuk keluarganya. Itu yang ada ada dalam benakku. Memang, Bapak itu seperti punya beban yang sangat berat yang sedang dipikulnya. Dan yang jelas aku tak tahu apa sebenarnya yang dihadapi Bapak itu. Sangat berlawanan sekali melihat realita kehidupan yang harus dialami oleh Bapak itu sedangkan ada mobil mewah yang sedang parkir di sampingnya.
Miris rasanya aku melihatnya. Aku sangat iba melihat kondisi yang sedang dialami oleh bapak itu. Ingin rasanya aku membantu bapak itu, tapi aku terlalu takut dan terlalu banyak berpikir untuk menolongnya. Aku selalu berikir yang negatif, takut Bapak tadi marah, atau mungin orang gila. Aku takut kalo aku kenapa-kenapa nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar